بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini 17 tips meraih pahala besar pada hari Arafah, semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan penulisan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

Keutamaan Hari Arafah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ أَخَذَ الْمِيْثَاقَ مِنْ ظَهْرِ آدَمَ بِنَعْمَانَ يَوْمَ عَرَفَةَ وَ أَخْرَجَ مِنْ صُلْبِهِ كُلَّ ذُرِّيَّةٍ ذَرَأَهَا، فَنَثَرَهُمْ بَيْنَ يَدَيْهِ كَالذَّرِّ، ثُمَّ كَلَّمَهُمْ قِبَلًا " قَالَ: أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ

“Sesungguhnya Allah mengambil perjanjian dari punggung Nabi Adam di Na’man (Arafah) pada hari Arafah, dan mengeluarkan dari tulang punggung Adam setiap keturunannya yang Dia ciptakan, lalu Dia sebarkan di hadapan-Nya seperti semut, kemudian Dia berfirman secara langsung, “Bukankah Aku Tuhanmu?” (HR. Ahmad, Nasa’i, Hakim, dan Baihaqi dalamAl Asmaa’ dari Ibnu Abbas, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1701)

" إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي مَلَائِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ، فَيَقُولُ: انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي أَتَوْنِي شُعْثًا غُبْرًا "

“Sesungguhnya Allah Ta’ala membanggakan para pengunjung Arafah di hadapan para malaikat-Nya pada sore hari Arafah, Dia berfirman, “Lihatlah hamba-hamba-Ku! Mereka datang kepada-Ku dalam keadaan berambut kusut dan berdebu.” (HR. Ahmad dan Thabrani dalam Al Kabir, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 1868)

17 Tips Meraih Pahala Besar Pada Hari Arafah

     1. Lakukan tidur lebih pagi agar dapat menjalankan shalat malam dan kuat menjalankan ketaatan kepada Allah Ta’ala pada pagi harinya.

Abu Barzah Al Aslami radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Beliau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan tidak suka berbincang-bincang setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

     2. Sempatkanlah bersimpuh di hadapan-Nya setelah shalat malam sambil berdoa dan memohon ampunan kepada-Nya.

Yang demikian karena Allah Subhaanahu wa Ta’ala memuji orang-orang yang melakukan hal tersebut, Dia berfirman,

الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالأَسْحَارِ

“(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali Imran: 17)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

“Tuhan kita Tabaaraka wa Ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika masih tersisa sepertiga malam yang terakhir, Dia berfirman, “Barang siapa yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan, barang siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan berikan, dan barang siapa yang memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan ampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)

     3. Sebelum Subuh tiba, lakukanlah makan sahur.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوْا فَإِنَّ فِي السَّحُوْرِ بَرَكَةٌ

“Makan sahurlah, karena pada makan sahur itu ada keberkahan.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Anas, Nasa’i dari Abu Hurairah dan Ibnu Mas’ud, serta Ahmad dari Abu Sa’idShahihul Jami’ no. 2843)

     4. Melakukan puasa Arafah bagi mereka yang tidak berada di Arafah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَ مُسْتَقْبِلَةً وَ صَوْمُ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun; yang lalu dan yang akan datang, sedangkan puasa Asyura (10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi)

Jangan lupa bahwa berdoa pada saat berpuasa adalah mustajab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ  : دَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَ دَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Ada tiga doa yang mustajab, yaitu: doa orang yang berpuasa, doa orang yang teraniaya, dan doa musafir.” (HR. Al ‘Uqailiy dan Baihaqi dalam Asy syu’ab, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3030)

     5. Bersiap-siaplah untuk shalat Subuh, jawab panggilan muazin, dan hadirkan perasaan bahwa dosamu akan berguguran bersamaan jatuhnya air wudhu, dan jangan lupa membaca doa setelah berwudhu.

Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa salam bersabda,

« إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ فَتَمَضْمَضَ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ فِيهِ وَإِذَا اسْتَنْثَرَ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ أَنْفِهِ فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ وَجْهِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَشْفَارِ عَيْنَيْهِ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ يَدَيْهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِ يَدَيْهِ فَإِذَا مَسَحَ بِرَأْسِهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ رَأْسِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ أُذُنَيْهِ فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتِ الْخَطَايَا مِنْ رِجْلَيْهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِ رِجْلَيْهِ - قَالَ - ثُمَّ كَانَ مَشْيُهُ إِلَى الْمَسْجِدِ وَصَلاَتُهُ نَافِلَةً لَهُ »

“Apabila seorang hamba berwudhu lalu berkumur-kumur, maka akan keluar dosa-dosa dari mulutnya. Jika ia menghembuskan air dari hidung, maka akan keluar dosa-dosa dari hidungnya. Ketika ia membasuh mukanya, maka akan keluar dosa-dosa dari mukanya sampai keluar dari pinggir kelopak mata. Ketika ia membasuh kedua tangannya, maka akan keluar dosa-dosanya dari kedua tangannya sampai keluar dari bawah kuku tangannya. Ketika ia mengusap kepala, maka akan keluar dosa-dosa dari atas kepalanya sampai keluar dari kedua telinganya. Ketika ia membasuh kedua kakinya, maka akan keluar dosa-dosanya dari kedua kakinya sampai keluar dari bawah kuku kakinya. Kemudian dengan berjalannya menuju masjid dan shalat yang dilakukannya sebagai tambahan untuknya.” (HR. Malik, Nasa’i, Ibnu Majah dan Hakim, dishahihkan oleh Al Albani dalamShahihul Jami’ no. 449)

     6. Lakukan shalat Subuh, lalu duduk di tempat shalatmu untuk berdzikr hingga terbit matahari setinggi satu tombak (kira-kira 15 menit setelah syuruq/terbit matahari).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى الغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ

“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah, lalu duduk berdzikr kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian ia shalat dua rakaat, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6346)

     7. Mulailah dengan takbiran secara langsung setelah salam.

Ikrimah berkata tentang firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 203, “Dan berdzikirlah kepada Allah pada hari yang telah ditentukan jumlahnya,” maksudnya bertakbir pada hari-hari tasyriq setelah shalat fardhu; yaitu mengucapkan Allahu akbar, Allahu akbar.”

Lafaznya,

اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ لَاِالهَ اِلَّا اللهُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

"Allah Mahabesar-Allah Mahabesar, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Allah Mahabesar, milik-Nyalah segala puji."

Menurut Syaikh Ibnu Utsaimin, takbir ada dua macam, yaitu: takbir mutlak (kapan saja) dan takbir muqayyad (terikat). Takbir mutlak dimulai dari awal bulan Dzulhijjah dan dibaca pada setiap waktu, sedangkan takbir muqayyad dimulai dari Subuh hari Arafah sampai tenggelam matahari akhir hari tasyriq di samping dibaca pula secara mutlak. Oleh karena itu, jika seseorang selesai salam dari shalat fardhu, lalu beristighfar 3 kali dan mengucapkan “Allahumma antsas salam wa minkassalam tabaarakta yaa dzal jalaali wal Ikram, “ maka ia mulai bertakbir. (Diringkas dari Fatawa Syaikh Ibnu Utsaimin)

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut sambil mengumandangkan takbir, lalu orang-orang mengikuti takbirnya.

Imam Ahmad pernah ditanya, “Berdasarkan hadits apa anda berpendapat bahwa takbir diucapkan setelah shalat Subuh hari ‘Arafah sampai akhir hari tasyriq?” Ia menjawab, “Berdasarkan ijma’; yaitu dari Umar, Ali, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud radhiyallahu 'anhum.”

  1. Jangan lupa membaca dzikr pagi serta membaca Al-Qur’an.

Setelah bertakbir, berdzikr, dan membaca Al-Qur’an, kemudian matahari pun telah terbit setinggi satu tombak, maka lakukanlah shalat sunah dua rakaat agar engkau memperoleh pahala haji dan umrah.

  1. Isilah hari-hari dengan dzikir dan doa, dan yakinlah doamu akan dikabulkan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

«ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ»

“Berdoalah kepada Allah sedangkan kamu yakin akan dikabulkan. Ketahuilah! Bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati orang yang lalai lagi lengah.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 245)

     10. Jika engkau terpaksa harus tidur, maka niatkan dalam hatimu untuk bisa melakukan ketaatan lagi kepada Allah Ta’ala,

     11. Lakukan shalat Dhuha, minimal dua rakaat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى »

“Pada pagi hari setiap persendian kamu hendaklah bersedekah; setiap tasbih adalah sedekah. Setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan Laailaahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi mungkar juga sedekah dan hal itu bisa terpenuhi oleh dua rak’at yang dikerjakannya di waktu Dhuha.” (HR. Muslim: 1671).

Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits Qudsi,

«ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ أَكْفِكَ آخِرَهُ»

“Wahai anak Adam! Lakukanlah shalat empat rakaat karena-Ku di awal siang, niscaya Kucukupkan kamu di akhirnya.” (HR. Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al Albani)

     12. Perbanyaklah mengucapkan, “Laailaaha illallahu wahdahulaa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qadir.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ، وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِي: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah, dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah “Laailahaillallahu wahdahu...dst.” (artinya: tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu).” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ no. 3274).

     13. Manfaatkan waktu yang ada dengan berdzikr, bertakbir, membaca Al Qur’an, dan berdoa. Jangan lupa mendoakan saudaramu kaum muslimin.

     14. Bacalah dzikr petang ketika engkau berada di sore hari.

     15. Berdoalah kepada Allah agar Dia tidak membenamkan matahari kecuali engkau salah seorang di antara mereka yang telah dibebaskan-Nya dari api neraka.

     16. Ketika waktu Maghrib tiba, maka berbukalah. Awali dengan basmalah, makanlah dan minumlah dengan tangan kanan, dan awali dengan kurma dalam jumlah ganjil atau jika tidak ada dengan meneguk air minum.

Ketika berbuka, bacalah doa,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَ اْبتَلَّتِ اْلعُرُوْقُ وَ ثَبَتَ اْلاَ جْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ

“Telah hilang rasa haus, telah basah tenggorokan dan semoga pahala tetap didapat Insya Allah.”

     17. Mintalah taufiq kepada Allah agar dimudahkan beramal saleh dan bermohonlah kepada-Nya agar amalanmu diterima.

Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa