بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

Berikut ini lanjutan kumpulan hadits Arba'in karya Imam Nawawirahimahullah, kami sebutkan dalam risalah ini mengingat di dalamnya terdapat kaedah-kaedah penting dalam Islam. Kami pun membuatkantarjamah (tema) terhadapnya yang insya Allah dapat mewakili kandungan hadits secara umum sekaligus kandungannya secara singkat.  semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan pennyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma aamin.

16. Menjauhi Sikap Marah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ :لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ  [رواه البخاري]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa seseorang berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Nasihatilah saya." Beliau bersabda, "Jangan kamu marah." Beliau mengatakan hal itu berkali-kali, yakni, "Jangan kamu marah." (HR. Bukhari )

Kandungan Hadits :

  1. Mengobati setiap orang yang sakit dengan obat yang sesuai dengan penyakitnya. Hal ini jika memang benar bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhususkan orang ini dengan wasiat tesebut, karena orang tersebut adalah pemarah.
  2. Sepatutnya bagi mufti dan pengajar memperhatikan keadaan penanya dan pelajar, serta berbicara dengannya sesuai keadaannya.
  3. Peringatan terhadap marah, karena ia menghimpun keburukan, serta menjaga diri darinya merupakan penghimpun kebaikan.
  4. Perintah memiliki akhlak yang apabila seseorang memilikinya, maka akan hilang marah tersebut ketika terdapat sebab-sebabnya, seperti dermawan, santun, malu, tawadhu’ dan siap memikul beban, menjaga diri dari gangguan, memaafkan, menahan marah, dan akhlak mulia lainnya.
  5. Di antara cara mencegah sikap marah berdasarkan hadits-hadits yang lain adalah berta'awwudz dan berpindah posisi (dari berdiri ke duduk, dan dari duduk ke berbaring).

17. Perintah Berbuat Ihsan Dalam Segala Sesuatu

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ .  [رواه مسلم]

Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menetapkan berbuat baik dalam segala sesuatu. Jika kamu membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kamu menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, dan hendaklah salah seorang di antara kamu mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya." (HR. Muslim)

Kandungan Hadits :

  1. Bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan berbuat ihsan dalam segala sesuatu, sampai-sampai dalam mencabut nyawa makhluk.
  2. Larangan melakukan yang biasa dilakukan kaum Jahiliyyah seperti mencincang, menyembelih dengan pisau tumpul dan sebagainya yang dapat menyiksa hewan.
  3. Dorongan bersikap sayang kepada hewan.

18. Memperbaiki Hubungan Dengan Allah, Dengan Diri, dan Orang Lain

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبِ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ " [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau bersabda, "Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapusnya dan bergaullah dengan manusia menggunakan akhlak yang baik.“ (HR. Tirmidzi, dia berkata, “Hadits hasan,” pada sebagian naskah dikatakan, "Hasan shahih").

Kandungan Hadits :

  1. Perhatian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada umatnya dengan mengarahkan mereka kepada sesuatu yang di sana terdapat kebaikan dan kesalehan.
  2. Perintah bertakwa kepada Allah di mana saja kita berada; baik ketika ramai maupun sepi, dimana ia merupakan wasiat Allah kepada semua makhluk-Nya. Dan inilah cara memperbaiki hubungan kita dengan Allah Azza wa Jalla.
  3. Mengerjakan kebaikan setelah keburukan dapat menghapuskan keburukan. Dan inilah cara memperbaiki diri.
  4. Dorongan untuk berakhlak mulia, dimana ia termasuk perkara takwa; yang takwa tidak sempurna tanpanya. Dan inilah cara memperbaiki hubungan seseorang dengan orang lain.

19. Keutamaan Memelihara Perintah Allah Azza wa Jalla

عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْماً، فَقَالَ : يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اْحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح وفي رواية غير الترمذي: احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً].

Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhumaia berkata, "Suatu hari saya berada di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka Beliau bersabda, "Wahai ananda, saya akan mengajarkan kepadamu beberapa perkara: Jagalah (perintah) Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah (perintah) Allah niscaya Dia akan selalu berada di hadapanmu[i]. Jika kamu meminta, maka mintalah kepada Allah, jika kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya jika sebuah umat berkumpul untuk mendatangkan suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikit pun kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan Allah bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat menimpakannya kecuali bahaya yang telah ditetapkan Allah bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering[ii]. (HR. Tirmidzi dan dia berkata, "Haditsnya hasan shahih". Dalam sebuah riwayat selain Tirmidzi disebutkan, "Jagalah (perintah) Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah di waktu senggang niscaya Dia akan mengenalimu di waktu susah. Ketahuilah, bahwa apa yang ditetapkan tidak menimpamu, maka tidak akan menimpamu dan apa saja yang ditetapkan akan menimpamu, maka tidak akan meleset darimu. Ketahuilah, bahwa pertolongan bersama kesabaran dan jalan keluar bersama kesulitan dan setelah kesulitan ada kemudahan.").

Kandungan Hadits :

  1. Bersikap sayang kepada yang muda.
  2. Perintah menjaga dan memperhatikan hak-hak Allah Ta’ala.
  3. Balasan sesuai jenis amalan.
  4. Wajibnya bagi seseorang menggantungkan harapannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan tidak beralih kepada makhluk, karena makhluk tidak berkuasa menimpakan bahaya maupun manfaat.
  5. Lemahnya semua makhluk dan butuhnya mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
  6. Mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini siap menerima berbagai musibah, oleh karena itu perlu bersabar terhadapnya.
  7. Wajibnya beriman kepada takdir.
  8. Ridha dengan qadha’ dan qadar Allah Azza wa Jalla.
  9. Pentingnya mendidik anak.
  10. Pertolongan dekat dengan orang yang sabar dan setelah kesulitan ada kemudahan.

20. Malu Termasuk Cabang Keimanan

عَنْ أَبِي مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ الْبَدْرِيِّ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُوْلَى، إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ . [رواه البخاري ]

Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr Al Anshary Al Badry radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal manusia yang berasal dari ucapan para nabi terdahulu adalah,  "Jika kamu tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu." (HR. Bukhari)

Kandungan Hadits :

  1. Keutamaan malu, karena tidak ada seorang nabi pun kecuali mendorong kepadanya.
  2. Bahwa malu adalah yang menahan seseorang dan mencegahnya dari terjatuh mengerjakan keburukan.
  3. Agama Islam mengajak kepada keutamaan dan melarang perbuatan rendah.

21. Beriman Kepada Allah dan Istiqamah

عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ [رواه مسلم]

Dari Abu Amr, -ada yang mengatakan- : Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata, "Wahai Rasulullah, katakanlah kepada saya dalam Islam sebuah perkataan yang tidak pernah saya tanyakan kepada seorang pun selain engkau. Beliau bersabda, Katakanlah: "Saya beriman kepada Allah,” kemudian beristiqamahlah." (HR. Muslim)

Kandungan Hadits :

  1. Wajibnya beriman kepada Allah Ta'ala, dan bahwa yang demikian adalah kewajiban pertama atas setiap manusia.
  2. Keutamaan orang yang beriman dan beristiqamah di atas ketaatan kepada Allah Ta'ala.
  3. Perintah untuk istiqamah, yaitu lurus dalam ucapan, perbuatan dan niat. Asalnya adalah istiqamahnya hati di atas tauhid. Ketika hati istiqamah, maka anggota badan seluruhnya istiqamah di atas ketaatan kepada-Nya, karena hati adalah raja terhadap anggota badan, sedangkan anggota badan adalah tentaranya.
  4. Bahwa agama Islam dibangun di atas dua perkara ini; iman yang tempatnya di hati, dan istiqamah yang tempatnya di anggota badan.
  5. keselamatan dari neraka dan kemenangan meraih surga tidaklah dihasilkan kecuali dengan 2 perkara: Beriman kepada Allah dan beritiqamah, yaitu dengan beramal saleh dan bertahan di atasnya.

Bersambung…

Wallahu a'lam, wa shallallahu 'alaa nabiyyinaa Muhammad wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

Maraji': Syarhul Arba'in An Nawawiyyah (Imam Nawawi), Syarhul Arba'in An Nawawiyyah (Sulaiman Al Luhaimid), Al Maktabatusy Syamilah versi 3.35, dll.