بسم الله الرحمن الرحيم

Syari'at Islam adalah syari'at yang lengkap dan sempurna. Ia tidak hanya mengajarkan kepada manusia 'aqidah dan ibadah yang benar saja, bahkan ia mengajarkan pula akhlak yang mulia. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala:

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat. Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (Al-Baqarah: 177)

Pengajaran tentang 'aqidah ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala, "Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi."

Pengajaran tentang ibadah ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala,mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;…dst.

Sedangkan pengajaran tentang akhlak ditunjukkan oleh firman Allah Ta'ala,"Dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan…dst."

Ayat di atas menunjukkan bahwa orang yang baik di sisi Allah adalah orang yang hubungannya dengan Allah baik dan hubungannya dengan manusia pun baik. Tidaklah dinamakan orang yang baik di sisi Allah, jika dalam bergaul dengan manusia ia bergaul dengan cara yang baik, tetapi hubungannya dengan Allah tidak baik, atau hubungannya dengan Allah baik, tetapi akhlaknya terhadap manusia buruk. Dengan demikian, Aqidah dan ibadah memiliki hubungan yang erat dengan akhlak, oleh karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Hakim, Shahihul Jaami' no. 1230)

Hadits ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iman seseorang, maka semakin baik pula akhlaknya, dan bahwa akhlak yang buruk menunjukkan kekurangan pada imannya. Demikian juga menunjukkan bahwa akhlak merupakan refleksi keimanan dan buahnya.

Beberapa Akhlak Islami

Berikut ini di antara akhlak yang diperintahkan oleh Islam :

  1. Berlaku Jujur apa adanya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

“Hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa seseorang ke surga, dan jika seseorang selalu berlaku jujur serta memilih kejujuran sehingga akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. " (HR. Bukhari-Muslim)

  1. Menunaikan Amanah.

Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman :

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…dst." (Terj. An-NIsaa': 58)

Amanat artinya setiap yang dibebankan kepada manusia dan mereka diperintahkan memenuhinya. Allah Subhaanahu wa Ta'ala memerintahkan hamba-hamba-Nya menunaikan amanat secara sempurna tanpa menguurangi. Termasuk ke dalam amanat adalah amanat beribadah (seperti shalat, zakat, puasa dsb.), amanat harta, amanat untuk dirahasiakan dsb. Contoh menunaikan amanat dalam hal harta adalah dengan menjaganya dan mengembalikan kepada pemiliknya secara utuh, sedangkan amanat dalam rahasia adalah dengan menyembunyikannya; tidak membukanya.

  1. Menepati Janji.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

"Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabannya." (Terj. Al-Israa': 34)

Menyalahi janji adalah salah satu ciri orang munafik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik itu tiga; jika berbicara berdusta, jika berjanji menyalahi dan jika dipercaya khianat.” (HR. Bukhari-Muslim, dan dalam riwayat keduanya dari hadits Abdullah bin ‘Amr ada tambahan “Dan jika bertengkar berbuat jahat.”)

  1. Tawadhu' (Berendah Diri).

Allah Azza wa Jalla berfirman :

"Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman." (Ter. Al-Hijr: 88)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّ اَللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا, حَتَّى لَا يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ, وَلَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku untuk bertawadhu’, sehingga tidak ada lagi orang yang bersikap sombong  dan angkuh terhadap yang lain.” (HR. Muslim)

  1. Berbakti kepada Orang tua.

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.---Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik…dst." (Terj. Luqman: 14-15)

  1. Menyambung Tali Silaturrahim (Hubungan Kekeluargaan).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezkinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari)

  1. Berlaku Baik kepada Tetangga.
  2. Memuliakan Tamu.

Dalil berbuat baik kepada tetangga dan memuliakan tamu disebutkan dalam hadits berikut :

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكِْرمْ ضَيْفَهُ

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari-Muslim)

  1. Dermawan.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى جَوَّادٌ يُحِبُّ الْجُوْدَ وَ يُحِبُّ مَعَالِيَ الْأَخْلاَقَ وَ يَكْرَهُ سَفْسَافَهَا

"Sesungguhnya Allah Ta'alah Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah (dermawan), Dia mencintai akhlak yang tinggi dan membenci akhlak yang rendah." (HR. Baihaqi dalam Syu'abul Iman, dan Abu Nu'aim dalam Al Hilyah, Shahihul Jaami' no. 1744)

  1. Santun dan Pemaaf.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?" (An-Nuur: 22)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

“Sedekah tidaklah mengurangi harta. Allah tidaklah menambahkan hamba-Nya yang selalu memaafkan kecuali kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ karena Allah kecuali Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)

  1. Mendamaikan Manusia.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَ الصَّلاَةِ وَ الصَّدَقَةِ ؟  إِصْلاَحُ ذَاتَ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذاَتَ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ

"Maukah kamu aku beritahukan hal yang lebih utama dari derajat puasa, shalat dan sedekah (sunat)? Yaitu mendamaikan orang yang bermusuhan, karena merusak hubungan adalah yang memangkas (agama)." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani no. 2595)

  1. Malu.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

اَلْحَيَاءُ مِنْ اَلْإِيمَانِ

"Malu termasuk bagian dari iman." (HR. Bukhari-Muslim)

اَلْحَيَاءُ لاَ يَأْتِي إِلاَّ بِخَيْرٍ

"Malu tidaklah mendatangkan selain kebaikan." (HR. Bukhari-Muslim)

  1. Berkasih Sayang.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اِرْحَمُوْا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ

"Sayangilah makhluk yang ada di bumi, niscaya yang ada di atas langit (Allah) akan menyayangimu." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Hakim, Shahihul Jami' no. 3522)

  1. Berlaku Adil.

Allah Ta'ala berfirman :

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat ihsan, memberi kepada kaum kerabat, dan melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (Terj. An-Nahl: 90)

  1. Menjaga Kesucian Diri (Iffah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اِضْمَنُوْا لِيْ سِتَّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ اُصْدُقُوْا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَ أَوْفُوْا إِذَا وَعَدْتُمْ وَ أَدُّوْا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ وَ غَضُّواْ أَبْصَارَكُمْ وَ كُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ

"Berjanjilah untukku untuk melakukan enam perkara, niscaya aku akan menjanjikan kamu surga; berkatalah yang benar ketika kamu berbicara, penuhilah janji ketika kamu berjanji, tunaikanlah amanat ketika kamu diamanati, jagalah kehormatanmu, tundukkanlah pandanganmu dan tahanlah tanganmu (dari melakukan yang tidak dibolehkan secara syara')." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Hakim dan Baihaqi dalam Asy Syu'ab, dan dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no. 1018).

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.

Marwan bin Musa

Maraji’ : Haadzaa huwal Islaam (Adil Asy Syiddiy dan Ahmad Al Mazyad), Taisirul Karimir Rahman (Syaikh As Sa'diy), Minhajul Muslim (Syaikh Abu Bakr Al Jazaa'iriy) dll.